Zuhud Dan Ilmu Ladunni






Kerap kali kita melihat orang saling sikut berebut harta, kekuasaan dan popularitas, hilangnya sifat amanah, hingga iri dengki yang berakhir pada penghilangan nyawa anak manusia. 

Setelah digali lebih dalam nampaklah semua itu berakar dari rasa cinta dunia yang berlebihan.

Tak salah bila ujar-ujar lama berkata cinta dunia adalah biang dari segala kesalahan dan kejahatan.

Untuk itu sangat penting memahami dan menerapkan perilaku zuhud dalam kehidupan kita.

Definisi Zuhud

الزُّهْدُ: فِي اللُّغَةِ تَرْكُ الْمَيْلِ إِلىٰ الشَّيْءِ، وَفِي اصْطِلَاحِ أَهْلِ اْلحَقِيْقَةِ: هُو بُغْضُ الدُّنْيَا وَالْإِعْرَاضُ عَنْه

Zuhud secara bahasa berarti meninggalkan ketertarikan terhadap suatu hal.

Sedangkan menurut ahli hakikat yakni membenci dunia dan berpaling darinya.(At-Ta’rifat hal 115)

Syarat Zuhud

Syaikh Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati berkata:

وَشَرْطُ الْمَرْغُوْبِ عَنْهُ أَنْ يَكُوْنَ أَيْضًا مَرْغُوْبًا فِيْهِ بِوَجْهٍ مِنَ الْوُجُوْهِ فَتَارِكُ الْحَجَرِ وَالتُّرَابِ وَالْحَشَرَاتِ لَا يُسَمَّى زَاهِدًا لِأَنَّهَا لَيْسَتْ فِي مَظِنَّةِ الرَّغْبَةِ، وَتَارِكُ الدَّرَاهِمِ والدَّنَانِيْرِ يُسَمَّى زَاهِدًا، وَشَرْطُ الْمَرْغُوْبُ فِيْهِ أَنْ يَكُوْنَ خَيْرًا عِنْدَهُ مِنَ الْمَرْغُوْبِ عَنْهُ حَتَّى يَغْلِبَ الرَّغْبَةُ فِيْهِ

Seseorang tidak dapat disebut Zahid manakala sesuatu yang ia benci bukanlah sesuatu yang berharga, sehingga orang yang meninggalkan batu dan tanah bukanlah orang yang zuhud. Adapun orang yang meninggalkan dirham dan dinar maka ialah Zahid.

Syarat selanjutnya, sesuatu yang ia tuju merupakan hal yang lebih baik daripada yang ia tinggalkan. Seseorang dianggap Zuhud dari dunia manakala ia meyakini bahwa akhirat jauh lebih baik darinya.
(Kifayatul Atqiya' wa Minhajul Ashfiya' hal 40)

Hakikat Zuhud

Syaikh Abdul Wahab As-Sya'roni dalam kitabnya menjelaskan:

وَحَقِيْقَةُ الزُّهْدِ فِي الدُّنْيَا هُوَ تَرْكُ الْمَيْلِ إِلَيْهَا بِالْمَحَبَّةِ لَا بِخُلُوِّ الْيَدِ مِنْهَا لِعَدَمِ نَهْيِ الشَّرْعِ عَنِ التِّجَارَةِ وَعَمَلِ الْحِرَفِ وَلَا قَائِلَ بِذَلِكَ

Hakikat zuhud terhadap dunia ialah meninggalkan rasa cinta pada dunia bukan mengosongkan tangan dan anti duniawi. Karena syariat tidak melarang kita untuk berdagang dan melakukan segala bentuk pekerjaan.(Minahus Saniyah hal 04)

Hal ini selaras dengan dawuh Hujjatul Islam Al-Ghazali: 

وَلَيْسَ الزُّهْدُ فَقْدُ الْمَالِ وَإِنَّمَا الزُّهْدُ فَرَاغُ الْقَلْبِ عَنْهُ وَلَقَدْ كَانَ سُلَيْمَانُ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي مُلْكِهِ مِنَ الزُّهَادِ

Zuhud bukanlah kosongnya tangan dari harta, melainkan terbebasnya hati dari rasa cinta terhadap harta itu sendiri. Karenanya Nabi Sulaiman AS dengan kemewahan istananya termasuk orang orang yang zuhud.(Ihya' Ulumiddin juz 1 hal 27)

Dari sini dapat difahami bahwa letak Zuhud ialah dihati, bukan pada apa yang tampak diluar seperti yang banyak orang kira.

Dalam ta'bir diatas, Al-Ghazali melanjutkan:


إِعْلَمْ أَنَّهُ قَدْ يُظَنُّ أَنَّ تَارِكَ الْمَالِ زَاهِدٌ وَلَيْسَ كَذَلِكَ
فَإِنَّ تَرْكَ الْمَالِ وَإِظْهَارَ الْخُشُونَةِ سَهْلٌ عَلىٰ مَنْ أَحَبَّ الْمَدْحَ بِالزُّهْدِ

Perlu dicatat, bahwa anggapan zuhud bagi setiap orang yang meninggalkan harta dan menampakkan kefakiran itu tidaklah benar. Karena hal tersebut mudah dilakukan oleh orang yang ingin dipuji sebagai orang yang zuhud.

Sifat Zuhud Nabi Muhammad SAW

Dalam beberapa hadist dinyatakan bahwa beliau tidur beralaskan pelepah kurma yang kasar hingga membekas disisi badanya dan membuat Sayyidina Umar menangis, lalu mengikat batu diperutnya untuk menahan rasa lapar, semua itu bukan terjadi lantaran beliau fakir, namun karena beliau lebih memilih hidup dalam kesederhanaan dan kezuhudan.

Imam Al-Bushiri dalam puisinya berkata:

وَكَيْفَ تَدْعُوْ إِلىٰ الدُّنْيَا ضَرُوْرَةُ مَنْ • لَوْلَاهُ لَمْ تُخْرَجِ الدُّنْيَا مِنَ الْعَدَمِ

Bagaimana mungkin Rasulullah Saw membutuhkan dunia? Tanpanya, dunia tak akan pernah bisa meski untuk sekedar ada.(Burdah al-Madih hal 18)

Jika beliau menginginkan kehidupan yang glamor dan mentereng tentu sebuah hal yang sangat mudah, namun beliau memilih kehidupan yang sahaja semata mata agar bisa merasakan indahnya bersabar dan bersyukur.

Imam Al-Bajuri dalam Syarah Burdah menuqil sebuah hadist berbunyi:

رُوِيَ أَنَّهُ قَالَ عَرَضَ عَليَّ رَبِّي بَطْحَاءَ مَكَّةَ ذَهَبًا فَقُلْتُ لَا يَا رَبِّ وَلَكِنْ أَجُوْعُ يَوْمًا وَأَشْبَعُ يَوْمًا فَإِذَا شَبِعْتُ حَمِدْتُكَ وَإِذَا جُعْتُ تَضَرَّعْتُ إِلَيْكَ وَدَعَوْتُكَ

Allah SWT menawarkan pada Baginda nabi gunung Batha' agar berubah menjadi emas. Beliau bersabda: Tidak wahai Tuhanku, Biarkan aku merasakan lapar dihari ini dan kenyang dihari berikutnya, agar ketika kenyang aku dapat memuji dan bersyukur kepadamu dan ketika lapar aku dapat merendah dan meminta kepadamu.(Syarah al-Burdah Lil Bajuri hal 20)

Keutamaan Zuhud

Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ أَرَادَ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللّٰهُ عِلْمًا بِغَيْرِ تَعَلُّمٍ وَهُدًى بِغَيْرِ هِدَايَةٍ فَلْيَزْهَدْ فِي الدُّنْيَا

Barangsiapa yang ingin dianugerahi Allah SWT ilmu tanpa menuntutnya dan petunjuk tanpa mencarinya hendaklah ia membuang cinta dunia dari hatinya.


اِزْهَدْ فِـي الدُّنْيَا يُـحِبُّكَ اللّٰـهُ وَازْهَدْ فِيْمَـا فِي أَيْدِى النَّاسِ يُـحِبُّكَ النَّاسُ

Zuhudlah dari dunia niscaya Allah SWT akan mencintaimu dan zuhudlah dari apa yang ada pada manusia maka mereka akan mencintaimu.

Semoga bermanfaat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keteladanan Sifat Dermawan

Dilema Menikah Dibulan Muharram

Bulan Muharram Dan Keutamaanya